Monday, 17 November 2014

Ulasan Film Yang Mengandung Nilai Sosial

Khairunnisa (1KA25) – 15114845
Ilmu Sosial Dasar, Tugas #3

Film  : Laskar Pelangi (2008)

Pada tahun 1970-an, sebuah sekolah Muhammadiyah yang terancam akan dibubarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Sumsel jika siswanya tidak mencapai 10 anak. Pada saat itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi ketika Pak Harfan sang kepala sekolah akan berpidato untuk menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftar sebagai siswa di seklolah kecil itu. Sekelompok 10 siswa itu berjuang dengan kemiskinan dan mengembangkan harapan untuk masa depan mereka di Desa Gantong, pulau pertanian dan pertambangan timah Belitung di lepas pantai timur Sumatra. Dari sanalah dimulai cerita mereka, mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Bapak Harfan kepala sekolah yang juga mengajar, dan Bu Mus satu-satunya guru yang mereka miliki. Perkenalan mereka yang luar biasa dimana A Kiong yang hanya cengar cengir ketika ditanya namanya oleh Bu Mus, pemilihan ketua kelas yang di protes, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta Ikal, dan pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya kesekolah.

Sekolah Muhammadiyah memiliki 10 siswa luar biasa yang dipanggil Laskar Pelangi oleh Bu Mus, karena mereka sangat menyukai pelangi yang mereka lihat di pesisir pantai timur. Laskar pelangi melewati hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Bakat luar biasa yang dimiliki Mahar membawa kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus dan kejeniusan Lintang yang menantang mengalahkan Drs. Zulkifar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Ada juga tingkah konyol Ikal yang jatuh cinta dengan A Ling yang merupakan saudara sepupu A Kiong teman kelas Ikal. Kisah 10 kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Lintang untuk putus sekolah, dan dilanjutkan kejadian 12 tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang diluar pulau Belitong kembali ke kampungnya.

Komentar :


Film garapan Riri ini memiliki nilai sosial yang tinggi, dengan keterbatasan yang dialami oleh 10 sekawan Muhammadiyah tidak membuat mereka menyerah dan mundur. Mereka terus berjuang menimba ilmu disekolah kecil ini dan memberikan yang terbaik yang mereka miliki. Tidak memandang seberapa jauh mereka harus menempuh jarak agar sampai kesekolah, tidak melihat rintangan apa yang mereka lewati. Film ini juga menunjukkan tekad dan semangat juang belajar yang tinggi yang tidak pernah berhenti sampai mereka dewasa. Kesetiakawanan yang ada pada diri mereka untuk saling membantu satu sama lain, saat salah satu dari mereka mengalami kesulitan.

No comments:

Post a Comment