Wednesday, 24 January 2018

Softskill : "Penyusunan Perencanaan Audit Sistem Informasi"


PENYUSUNAN PERENCANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI

Pembuatan program pengujian terperinci merupakan titik kulminasi dalam tahap perencanaan audit kinerja. Terdapat beberapa istilah umum yang digunakan dalam program pengujian terperinci sebagai berikut :
1.      Program audit  adalah pedoman dalam tahap pelaksanaan audit.
2.      Teknik audit mengacu pada teknik yang digunakan auditor untuk mengumpulkan data.
3.      Prosedur audit adalah langkah, pengujian, instruksi, dan rincian yang termasuk dalam program audit untuk dilaksanakan secara sistematis dan masuk akal.
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Perencanaan Audit
Penyusunan program pengujian terperinci memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1.      Menetapkan hubungan yang jelas antara tujuan audit, metodologi audit, dan kemungkinan-kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan.
2.      Mengindentifikasi dan mendokumntasi prosedur-prosedur audit yang harus dilaksanakan.
3.      Memudahkan supervisi dan review
4.      Membantu dalam pengumpulan bukti yang cukup, dapat diandalkan dan relevan untuk mendukung opini/pernyataan pendapat atau simpulan audit serta mencapai tujuan audit.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Audit
Bentuk dan isi program pengujian terperinci bervariasi antara audit yang satu dengan audit yang lain. Langckah-langkah penyusunan program pengujian terperinci adalah sebagai berikut :
1.      Memahami istilah baku.
Auditor harus mempunyai pemahaman yang terhadap istilah-istilah baku terutama yang berkaitan dengan teknik dan prosedur audit.
2.      Menetapkan pendekatan audit.
Audit kinerja bersifat fleksibel dan membutuhkan kreativitas terdapat dua pendekatan dalam penyusunan program pengujian terperinci yaitu:
a.    Pendekatan proses ( Sistem Pengendalian)
Pendekatan proses berfokus pada proses kegiatan/program entitas dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut telah dirancang dan diimplementasikan secara memadai.
b.    Pendekatan Hasil
Pendekatan audit ini berfokus pada penilaian hasil yang dicapai dikaitkan dengan hasil yang dinginkan. Pendekatan ini diterapkan jika kriteria yang tepat tersedia untuk menilai mutu, jumlah dan biaya dari output.
3.      Memfokuskan pada pembuktikan kriteria audit yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, penyusunan program pengujian terinci dibatasi dari hal-hal diluar kriteria atau hal-hal yang kurang penting.
4.      Menetapkan prosedur audit yang tepat
Sebagai bagian dari program pengujian terinci, prosedur audit yang baik  harus:
a.       Berkaitan dengan tujuan dan kriteria audit.
b.      Dinyatakan dengan jelas dan dirinci secara memadai sehingga dapat dimengerti oleh auditor.
c.       Disusun secara logis sehingga audit dapat dilaksanakan dengan secara efisien.
d.      Berbentuk metode pengumpulan bukti yang efisien tanpa pengujian yang berlebih, disamping mempertimbangkan audit terkait sebelumnya.
5.      Menetapkan format program audit
Konsep program pengujian terinci disusun oleh ketua tim audit yang bersangkutan. Program audit terinci sebaiknya berisi informasi berikut:
a.       Dasar penyusunan program
b.      Standar audit yang digunakan
c.       Entitas yang diaudit, termasuk nama dan lokasi entitas
d.      Tahun anggaran yang diperiksa
e.       Identitas dan gambaran umum entitas yang diaudit
f.       Alasan audit
g.      Tujuan audit
h.      Sasaran audit
i.        Kriteria atau standar yang akan digunakan untuk menilai apakah kegiatan entitas yang diaudit telah dilaksanakan secara ekonomis dan efisien.
j.        Pengarahan audit
k.      Jangka waktu audit
l.        Susunan tim dan biaya audit yang memuat nama, pangkat/golongan, dan jabatan dalam tim, serta biaya yang diperlukan dalam melaksanakan audit.
m.    Instansi penerima hasil audit yang memuat nama entitas yang akan menerima hasil audit.
n.      Kerangka laporan hasil audit atas ekonomi, efisiensi dan efektifitas serta
o.      Memuat hal-hal lain yang dianggap perlu untuk diungkapkan.

No comments:

Post a Comment